Kamis, 19 Januari 2012

Pendidikan Agama Islam Dan Akhlak Peserta Didik


Pendahuluan
            Pendidikan merupakan komponen penting dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak baik menjadi baik, dari yang tidak paham menjadi paham. Maka dari itu tak jarang pendidkan akan menjadi sasaran utama kenapa seseorang pandai atau bahkan sebaliknya kurang pandai.
            Selain genre pendidikan secara umum pendidikan agama terutama pendidikan agama Islam pun demikian. Lebih luas lagi, pendidikan agama Islam tidak hanya berperan dalam rana kognitif peserta didik semata namun juga rana afektif dan psikomotoriknya. Peran ini semakin komplek dengan tantangan zaman yang semakin menggelobal, dimana peran pendidikan agama Islam akan dihadapkan dengan budaya, baik budaya lokal maupun budaya yang datang dari luar yang semakin menggelobal.
            Tak ayal pendidikan Islam selalu menjadi sorotan dalam merubah akhlak peserta didik. Sehingga peran pendidikan agama Islam akan selalu dipertanyankan, seberapa jauh peran pendidikan Islam bagi kebaikan akhlak peserta didik?
Pendidikan Agama Islam
            Pendidikan merupakan komponen yang telah membangun bangsa ini menjadi besar dan berkembang sampai saat ini. Dari golongan terdidik Negara ini merdeka, dari golongan terdidik Negara ini mencapai kejayaan sampai saat ini.
            Salah satu komponen pendidikan yang patut menjadi dasar pembentukan akhlak pesert didik  adalah pendidikan agama terutaama pendidikan agama Islam. Pendidikan agama Islam adalah kegiatan mendidikan agama Islam atau dengan kata lain kegiatan atau usaha-usaha dalam mendidikan agama Islam[1]. Tafsir mengemukakan Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam (knowing), terampil melakukan ajaran Islam (doing), dan melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being).
Adapun tujuan pendidikan agama Islam di sekolah umum adalah untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan melakukan, dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan utama pendidikan agama Islam di sekolah ialah keberagamaan, yaitu menjadi muslim yang sebenarnya. Keberagamaan inilah yang selama ini kurang di perhatikan.[2]
Sedangkan el-Basyi membagi tujuan pendidikan agama Islam menjadi dua yakni tujuan umum dan tujuan khusus, adapun tujuan umum antara lain
a.       Membantu pembentukan akhlak mulia
b.      Persiapan untuk kehidupan akhirat
c.       Persiapan mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi manfaat
d.      Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajar dan memuaskan untuk mengetahui dan mengkajinya
e.       Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknis dan menguasai profesi tertentu.
Adapun tujuan pendididikan agama Islam secara khusus adalah:
a.       Pembinaan warganegara yang mukmin kepada negaranya.
b.      Pembinaaan Muslim yang berpegang teguh pada agamanya dan berakhlak mulia
c.       Pembinaan warganegara yang kuat, sehat dan padan
d.      Pembinaan  pribadi yang sehat jasmani dan rohani.
e.       Pembinaan warganegara yang disenjatai dengan ilmu pengetahuan.
f.       Penciptaan warganegara yang terdidik pada perasaan, keindahan dan seni
g.      Pembentukan warganegara yang menghargai kepentingaan keluarga, bertanggung jawab, rela berkorban untuk mencapai kemakmuran bagi masyarakat dan dirinya.[3]
Dari tujuan-tujuan yang diungkapkan El-bisyri akhlak menempati posisi pertama dari pendidikan agama Islam. Karena pendidikan agama Islam tidak hanya bertujuan untuk membentuk muslim yang berkualitas kognitifnya semata namun juga afektif dan psikomotorik.
Akhlak
Akhlak  secara bahasa adalah mashdar dari akhlaqa- yukhliqu- ikhlaqan, artinya sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi majid af’ala - yuf’ilu- if’alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thabi’ah (kelakuan, tabi’at, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-muru’ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).
Dalam kitab Daaratul Ma’arif, secara singkat akhlak diartikan, “Sifat-sifat manusia yang terdidik”. Akhlak secara istilah menurut beberapa ahli:
1.      Ibnu Maskawih dalam buku Tahzib al Akhlaq wa Tathhir al-A’rab, “ Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.
2.      Imam Ghazali dalam buku Ihya’ Ulumuddin, “Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan”.
3.      Mu’jam al-Wasith,” Sifat yang tertanam dalam jiwa, yang degannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa pemikiran dan pertimbangan”.
4.      Sementara itu Prof. Dr. Ahmad Amin membuat definisi bahwa yang disebut “akhlak” ialah “Adatul-Iradah” atau “kehendak yang dibiasakan”. Definisi ini terdapat dalam suatu tulisannya yang berbunyi, “Sebagian orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu disebut akhlak”.
Akhlak merupakan bagian dari pokok ajaran agama Islam, sebagaimana Nabi SAW bersabda “aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak”. Tobroni menyatakan pentingnya akhlak adalah nomor dua setelah iman. Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah kecuali ia berakhlak mulia. Sebab di antara tanda-tanda iman yang paling utama tertelak pada akhlak yang mulia, dan di antara tanda-tanda nifak yang paling menonjol adalah akhlak yang buruk. Di antara perhiasan yang paling mulia bagi manusia setelah iman, taat dan takut kepada Allah adalah akhlak yang mulia. Dengan akhlak terciptalah kemanusiaan manusia dan sekaligus membedakan dengan binatang, dalam al-Quran terdapat 1504 ayat atau hampir ¼ keseluruhan ayat dalam al-Quran yang berhubungan dengan akhlak baik dari segi teori maupun praktis. Hal ini tidak berlebihan sebab visi kenabian Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak. Itulah sebabnya secara tegas Allah menyatakan bahwa: “engkau (Muhammad) benar-benar berada dalam akhlak yang agung” (Q.s. al-Qalam: 4)[4].


Pendidikan Agama Islam Dan Akhlak
Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup tiga domain, yaitu
1.      Kepercayaan (I’tiqadiyah), yang berhubungan dengan rukun iman, seperti iman kepada Allah, iman kepada Malaikat-Nya, iman kepada Kitabullah, iman kepada Rasulullah, iman kepada kepada Hari berbangkit, dan iman kepada Takdir.
2.      Perbuatan (‘amaliyah), yang terbagi dalam dua bagian: 1. Masalah ibadah, berkaitan dengan rukun Islam, seperti syahadat, shalat, zakat, puasa, haji dan ibadah-ibadah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT. 2. Masalah muamalah, berkaitan interaksi manusia dengan sesamanya, baik perseorangan maupun kelompok seperti akad, pembelanjaan, hukuman, hukum jinayah (pidana dan perdata).
3.      Etika (khuluqiyah), berkaitan dengan kesusialaan, budi pekerti, adab, atau sopan santun yang menjadi perhiasan bagi seseorang dalam rangka mencapai keutamaan. Nilai-nilai seperti kejujuran (shidiq), percaya (amanah), adil, sabar, syukur, pemaaf, tidak tergantung pada materi (zuhud), menerima apa adanya (qanaah), berserah diri pada Allah (tawakkal), malu berbuat buruk (haya’), persaudaraan (ukhuwah), tolong menolong, dan saling menanggung adalah seluruh bentuk budi pekerti yang luhur (akhlaq al-mahmudah).[5]
Komponen akhlak merupakan bagian ketiga dari pendidikan agama Islam, namun sebagaiman tobroni mengungkapkan, masalahnya adalah ada kecenderungan dari kehidupan manusia untuk lebih mengutamakan aspek-aspek jasmani dan intelektual dari pada masalah moral. Karena yang terakhir ini (moral) lebih abstrak dan memerlukan pengertian yang mendalam untuk memahami arti pentingnya. Proses pendidikan sering kali mengalami pendangkalan makna menjadi pengajaran yang bersifat transfer of knowlodge yang bebas nilai dan bukan lagi interaksi edukatif yang sarat dengan nilai-nilai moral. Padahal fungsi agama yang utama adalah sebagai petunjuk (hudan).[6]
            Muchtar bahtiar menilai pendidikan agama Islam di sekolah masih gagal. Kegagalan ini disebabkan karena praktek pendidikannya masih memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbuhan kesadaran nilai-nilai (agama), dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan konatif-volitif, yakni kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama. Akhirnya mengalami kesenjangan antara pengetahuan dan pengalaman, antara gnosis dan praxis dalam kehidupan nilai agama atau dalam praktek pendidikan agama berubah menjadi pengajaran agama sehingga tidak mampu membentuk pribadi yang bermoral. Padahal inti sari dari pendidikan agama adalah pendidikan moral.[7]
            Muhammad Maftuh Basyumi (Tempo, 24 November 2004) bahwa pendidikan agama yang berlangsung saat ini cenderung lebih mengedepankan aspek kognisi (pemikiran) dari pada afeksi (rasa) dan psikomotorik (tingkah laku). Menurut Komarudin Hidayat pendidikan agama lebih berorientasi pada belajar tentang agama, sehingga hasilnya banyak orang mengetahui nilai-nilai ajaran agama, tetapi perilaku tidak relevan dengan nilai-nilai ajaran agama yang diketahuinya.[8]
            Bagaimana mengembalikan benang yang hampir putus antara pendidikan agama Islam dengan akhlak? Terdapat tiga komponen yang yang menjadi peran penting dalam proses internalisasi nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam pendidikan agama Islam,yakni
a.       Pendidik (Guru)
            Guru dituntut untuk selalu efektif dalam mengembangkan pendidikan agama Islam. Guru yang efektif adalah yang dapat menunaikan tugas dan fungsinya secara profesional. Guru yang efektif memiliki ciri (1) hubungan guru dan murid: bersahabat, menjadi mitra, belajar sambil menghibur murid, menyayangi murid sebagaimana anak sendiri, adil dan memahami kebutuhan setiap anak dan memberikan bagi anak didik. (2) berkaitan dengan tugasnya sebagai guru: mencintai pekerjaannya, cakap secara akademik, mampu menerangkan dengan jelas, mampu merangsang siswa untuk belajar, mampu memberikan sesuatu pada siswa yang paling berharga, mampu menjadikan kelas sebagai tempat yang menyenangkan. (3) berkaitan dengan sikap dan kepribadian: penampilan menarik, tidak terlalu kaku, bisa menjadi teladan bagi siswa.
            Maka pemberdayaan guru merupakan suatu yang niscaya dilakukan. Pendekatan yang perlu dilakukan dalam pemberdayaan guru setidaknya tiga pendekatan: pendekatan menurut tujuan (organisasi), pendekatan teori sistem (organisasi) dan pendekatan budaya organisasi. Dan langkah-langkah yang perlu ditempuh antara lain, meningkatkan kesejahteraan guru, pengembangan karir guru, peningkatan kemampuan para guru dan mengatasi beban psikologis guru.[9]
b.      Peserta didik
            Dalam proses belajar-mengajar, seorang pendidik sedapat mungkin mampu memahami hakikat peserta didiknya sebagai subjek atau objek pendidikan. Kesalahan dalam memahami peserta didik dapat berakibat fatal bagi proses pendidikan terutama proses pendidikan akhlak terhadap peserta didik.
            Karakter peserta didik antara lain; pertama, peserta didik bukan miniatur orang dewasa, dia mempunyai dunia sendiri sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan dengan orang dewasa. Kedua, peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi kebutuhan itu semaksimal mungkin. Ketiga,peserta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain. Keempat, peserta didik dipandang sebagai satu kesatuan sistem manusia.  Kelima, peserta didik merupakan objek sekalis subjek dalam pendidikan yang dimungkinkan dapat aktif, kreatif dan produktif. Keenam, peserta didk mengikuti periode-periode perkembangan tertentu serta mempunyai pola perkembangan dan tempo serta iramanya.[10]
c.       Metode
            “metode lebih penting dari materi”, begitulah bunyi salah satu hikmah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya metode dalam belajar mengajar. Tujuan dari metode pendidikan agama Islam adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar agama Islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran pada peserta didik untuk mengamalkan ajaran agama Islam. Sedang fungsi metode sendiri adalah mengarahkan keberhasilan pendidikan, memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta didorong usaha kerja sama dalam kegiatan belajar antara peserta didik dan pendidik.[11]


Kesimpulan
            Dari uraian di atas penulis menyimpulkan
1.      akhlak tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan agama Islam karena akhlak merupakan bagian bahkan tujuan dari pendidikan agama Islam.
2.      Pendidikan agama Islam berperan besar dalam membentuk akhlak peserta didik
3.      Pendidikan sat ini masih banyak menekankan pada aspek kognitif padahal pendidikan agama Islam tidak hanya penyampaian pengetahuan akan tetapi penyampaian nilai-nila Islam terhadap peserta didik
4.      Pendidik, peserta didik, dan metode merupakan bagian yang tidak terpisahkan agar pendidikan agama Islam mampu membentuk akhlak yang baik bagi peserta didik.



DAFTAR PUSTAKA
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Tobroni. 2008. Pendidikan Islam; Paradigma Teologis, filosofis dan Spiritualitas. Malang: UMM Press
Muhaimin.2010. pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam di sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta. Rajawalipress
Tafsir. A.___. Pendidikan Agama Islam. PDF


[1] Muhaimin hal. 6
[2] Tafsir hal. 1
[3] Ibid.
[4] Tobroni hal. 72
[5] Abdul mujib dkk hal. Xii-xiii
[6] Thobroni loc it. ­hal. 74
[7] Muhaimin. Loc it. Hal 23
[8]Muhaimin, Ibid. hal 23
[9] Thabrani. Loc it. Hal. 115
[10] Abduk mujib dkk. Hal 105-106
[11] Abdul muijib. Ibid. hal 167

Kamis, 05 Januari 2012

kumpulan emoticon FB terbaru


kode emoticon FB baru :

Poker Face
[[258968244165876]] [[286666501379430]] [[262520713809098]] [[159049157536013]] [[307904395916212]]
[[225447050864310]] [[209926462425564]] [[138411019605305]] [[221670374577056]] [[154671737968862]]
[[138007062977844]] [[291747794194724]] [[122952454488304]] [[337561022923016]] [[288878907831075]]
[[240630206008013]] [[264223330304357]] [[319462458078703]] [[239286912807413]] [[288721814513254]]
[[265575850170635]] [[345354905481875]] [[209004679185391]] [[259785247417432]] [[159480014157666]]
[[267428346644787]] [[239034746168540]] [[350046018344350]] [[209260572491236]] [[198316980259626]]
[[310959705610393]] [[214054278676095]] [[200638253359905]] [[334455703231303]] [[158066514298630]]


U Mad
[[291152600919956]] [[295479677155336]] [[314363058604092]]
[[262834777109378]] [[189006671194968]] [[263319493729810]]
[[251236504943440]] [[287904934588441]] [[185961414833909]]


Nyan Cat
[[265434590178748]] [[164991926934921]] [[209695692449988]] [[250490361685507]] [[278968458819422]] [[349625665051383]] [[205760419511603]]
[[312189672135533]] [[299788346731384]] [[268532783202434]] [[266669970059695]] [[204170799672068]] [[187204144709527]] [[331078983588306]]
[[149240955184679]] [[206407216112871]] [[240669959335314]] [[180619528702085]] [[347768705240557]] [[186661331430535]] [[218646048216424]]
[[344875905539434]] [[328111047214223]] [[323186421038846]] [[157802940990663]] [[159535350818164]] [[296581710385765]] [[271261609598535]]

True Story
[[159403400834378]] [[297487363621407]] [[1156068411]] [[135921843188987]] [[281219301903813]] [[199562043466774]]
[[295738517127851]] [[155658844536513]] [[209549519130890]] [[142176999226854]] [[246689415397308]] [[199562043466774]]
[[238766052862259]] [[307299595976209]] [[217652968315422]] [[189042331191521]] [[286721874712929]] [[344476392245488]]
[[208520335900424]] [[280378908678680]] [[289772571069549]] [[271456079578545]] [[316530365035101]] [[288356997877538]]
[[291702580880362]] [[165637363538400]] [[150244831751625]] [[241130952627573]] [[120930761357725]] [[325867137432308]]
[[154842501286195]] [[286053358112869]] [[149316288510313]] [[250243511707871]] [[291635414215481]] [[344254632266885]]
[[276412539074685]] [[131586963624296]] [[333374550025341]] [[327570193933422]] [[199699430120687]] [[136021593179546]]

Kaskus
Kaskus Repost: [[243344945733611]]
Kaskus Maho: [[mahochat]]
Kaskus Bingung: [[205827876172490]]
Kaskus Like: [[261018420628968]]
Kaskus Nope: [[328740787138287]]
Kaksus Capedehh: [[296027833771776]]
Kaskus 4L4y: [[311851138846391]]
Kaskus Ngakak: [[guengakak]]
I Love Kaskus: [[203443053077888]]

Kartun
Troll face: [[171108522930776]]
Me Gusta: [[211782832186415]]
ARE YOU FUCKING KIDDING ME: [[143220739082110]]
Feel like a sir: [[1680408465586189]]
Not bad Obama: [[169919399735055]]
Mother of God: [[142670085793927]]
Cereal Guy: [[170815706323196]]
LOL Face: [[168456309878025]]
NO Guy: [[167359756658519]]
Yao Ming: [[14933336846417]]
Derp: [[224812970902314]]
Derpina: [[192644604154319]]
Forever Alone: [[177903015598419]]
It's Okay!: [[148578318584679]]
ALL the y: [[219611504753863]]
Impossibruh: [[305710872791586]]
Rage Face: [[145768898802324]]
Watch out, badass: [[309795212383816]]
Poker face: [[129627277060203]]
Justin Bieber: [[67253243887]]
Lady GaGa: [[ladygaga]]
Eminem: [[eminem]]
Mark Zuckerberg: [[zuck]]
FUCK YEAH: [[105387672833401]]
CHUCK NORRIS: [[161751797197606]]
POKER FACE: [[129627277060203]]
CHALLENGE ACCEPTED: [[100002727365206]]
Dislike Icon: [[139407806171115]]
Like Icon: [[333181686710881]]
Inverted Like Icon: [[180601488705317]]

Huruf
[[249199828481201]] - Konata Izumi
[[250128751720149]] - Domo Kun
[[223328504409723]] - Gintoki Sakata
[[236147243124900]] - Pokeball
[[326134990738733]] - Pikachu
[[155393057897143]] - Doraemon
[[224502284290679]] - Nobita
[[144685078974802]] - Mojacko
[[334954663181745]] - Spongebob
[[196431117116365]] - Shin chan
[[148935948523684]] - Pedo Bear
[[269153023141273]] - Poring

[[107015582669715]] = A
[[116067591741123]] = B
[[115602405121532]] = C
[[112542438763744]] = D
[[115430438474268]] = E
[[109225112442557]] = F
[[111532845537326]] = G
[[111356865552629]] = H
[[109294689102123]] = I
[[115636698451811]] = J
[[116651741681944]] = K
[[115807951764667]] = L
[[106596672714242]] = M
[[108634132504932]] = N
[[116564658357124]] = O
[[111669128857397]] = P
[[107061805996548]] = Q
[[106699962703083]] = R
[[115927268419031]] = S
[[112669162092780]] = T
[[108983579135532]] = U
[[107023745999320]] = V
[[106678406038354]] = W
[[116740548336581]] = X
[[112416755444217]] = Y

XAT emoticon
[[xated]] = (xat)
[[xatpray]] = (pray)
[[xatredface]] = (redface)
[[xatmaniac]] = (maniac)
[[xatsmirk]] = (smirk)
[[xatshock]] = (shock)
[[xatmad]] = (mad)
[[xatxd]] = (xd)
[[xatcrying]] = (crying)
[[xatwary]] = (wary)

oke, itulah kumpulan lengkap kode emotion fb terbaru , selamat mencoba ya .

Read more: http://www.berryhs.com/2012/01/kumpulan-emoticon-fb-terbaru.html#ixzz1iZW6eUKz